Kalsedon Ungu: Batu Akik Legendaris dengan Harga Rp15 Juta yang Dilirik Penggemar Internasional
Priangan Insider - Dalam kesempatan ketika gemerlap trend batu akik sedang naik di tanah air, timbul salah satu varian batu yang sekarang jadi favorit di antara pecinta batu mulia: kalsedon ungu. Jenis batuan ini mendapat perhatian besar dari para pengejar batu indah, baik lokal ataupun internasional, berkat pesonanya serta sifat langkunya yang luar biasa.
Kalsedon, populer diketahui sebagai batu berwarna biru, merah, dan hijau, ternyata juga menyimpan variasi warna ungu yang amat jarang terlihat. Variasi ini diidentifikasi melalui ciri-cirinya: kilap transparan dengan nuansa kabut yang memberikan kesan mistis, bersama-sama dengan permukaannya yang lembut dan mengagumkan bagi pengamati.
Inilah yang menjadikan kalsedon ungu lebih dari sekadar batu akik biasa; ia adalah karya seni alam yang memesona dengan keunikannya dalam hal tampilan visual.
Batunya semakin diminati dan jadi incaran para pengumpul berkelas. Kalsedon ungunya bisa mencapai harga antaraRp 1.000.000 sampai dengan Rp15.000.000 bergantung pada mutu, dimensi, serta seberapa transparannya batu itu. Di pasaran global pula, benda ini dikenal sebagai salah satu jenis batu mulia istimewa yang menghadirkan peluang investasi yang prospektif.
Di luar aspek visualnya, kalsedon ungu dianggap mampu memberikan energi positif. Di lingkaran spiritual, batu tersebut kerap dikaitkan dengan daya tarik energi interpersonal, yang dipercaya bisa mendukung perbaikan komunikasi, menguatkan ikatan antara individu, serta menciptakan harmonisitas dalam rutinitas harian.
Tidak mengherankan, banyak pengumpul yang bersedia mencari kesana kemari di pelosok demi menemukan kalsedon ungu berkualitas premium. Mereka yakin bahwa pesona luar biasa yang muncul dari kalsedon ungui ini tidak hanya sebagai benda koleksi, tetapi juga lambang dari elegansi serta harmoni dalam hidup.
Sejarah Singkat Kalsedon Ungu
Kalsedon ungu memiliki riwayat panjang sebagai jenis batu mulia yang sudah dikenali sejak jaman dahulu. Menurut temuan arkeologis, benda ini kerap kali muncul pada lokasi-lokasi purba di Timur Tengah dan Asia, menunjukkan bahwa manusia telah lama menyukai pesona serta meyakini manfaatnya.
Istilah "kalsedon" bermula dari kata "Chalcedon," yang merujuk pada nama sebuah kota lama di Asia Kecil (saat ini bagian dari wilayah Turki), tempat pernah menjadi sentra perdagangan permata pada zaman dahulu.
Walaupun varian ungu cukup langka, namun eksistensinya telah dicatat dalam sejarah sebagai ikon spiritual serta tanda kemewahan.
Pada jaman dulu, batu giok ungu kerap dimanfaatkan sebagai hiasan bagi para anggota kelompok berkuasa dan dipakai dalam upacara keagamaan sebab dianggap bisa mendatangkan nasib baik serta menghidupkan ketenangan batin.
Phenomenon ini tidak hanya berupa trend sementara, melainkan juga mencerminkan peningkatan penghargaan publik terhadap kecantikan bahan alam Indonesia, terutama untuk tipe batuan yang jarang ditemui dan memiliki nilai ekonomi besar.
Berbekal pesonanya serta manfaatnya yang menggoda, kalsedon ungu diperkirakan bakal tetap menjadi favorit di kalangan pecinta batu permata, tidak hanya di tanah air tapi juga pasar internasional. (***)