Penjelasan Resmi Arab Saudi Tentang Pengelompokkan Ulang Jemaah Haji Indonesia

Pihak berwenang di Arab Saudi mengeluarkan pernyataan tentang masalah para jemaah haji asal Indonesia. Beberapa jemaah haji dari Indonesia sempat terpisah dari anggota keluarga atau pasangan mereka akibat penggunaan sistem syarikah (layanan haji oleh perusahaan) yang diberlakukan oleh Arab Saudi. Namun, sekarang telah berhasil menyatukannya kembali.
Di haji tahun 2025, terdapat 8 perusahaan yang menangani jemaah haji dari Indonesia di Mekkah, yakni Al-Bait Guest dengan pelayanan untuk 35.977 jemaah dan Rakeen Mashariq sebanyak 35.090 jemaah.
Terdapat pula Sana Mashariq yang menangani 32.570 jemaah, Rehlat & Manafea dengan 34.802 jemaah, Alrifadah sebanyak 20.317 jemaah, Rawaf Mina mengurus 17.636 jemaah, MCDC mendampingi 15.645 jemaah, serta Rifad membantu 11.283 jemaah.
Sistem ini tidak sama dengan prosedur haji di tahun-tahun sebelumnya yang menyalurkan jamaah sesuai kelompok atau kloter. Perombakan sistem kali ini bertujuan agar dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan dan memberikan layanan terbaik ketika para jamaah mencapai lokasi penting seperti Arafah, Muzdalifah, serta Mina (Armuzna). Hal-hal tersebut menjadi inti dari ritual haji yang akan dilaksanakan akhir bulan Juni mendatang.

Arab Saudi menggariskan bahwa sistem pengaturan ibadah haji telah dibuat dengan tujuan untuk memastikan keselamatan, kenyamanan, serta perlindungan bagi para jamaah secara merata tanpa adanya pengecualian tertentu. Setiap insiden yang mungkin memberi dampak negatif terhadap calon jamaah haji asal Indonesia tidak disebabkan oleh aturan resmi tentang pelaksanaan haji yang dikeluarkan oleh pihak berwenang Arab Saudi.
"Operational errors committed by eight companies (syarikat) responsible for serving Indonesian hajj pilgrims," begitu tertulis dalam pernyataan dari Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) Arab Saudi yang diterima pada hari Senin (19/5).
Kesalahan yang paling mencolok, sebut Kemenhaj lagi, adalah distribusi informasi tentang rombongan haji yang belum tepat bagi tiap perjalanan sesuai dengan perusahaan penyelenggara masing-masing. Ini menyebabkan para jemaah bingung akan tempat penginapan mereka dan harus merasakan antrian panjang.
Di samping itu, syarikat-syarikat tersebut tidak mengambil kira perkaitan keluarga semasa pembentukan kumpulan, yang boleh mencetuskan pemisahan beberapa famili. Di sisi lain, nama-nama jemaah daripada syarikat (syarikat) yang berbeza turut dicampurkan dalam satu perjalanan yang sama.
Kementerian Haji Arab Saudi menyebutkan bahwa informasi penting dan tepat yang diperlukan belum disampaikan kepada petugas Saudi sebelum pesawat lepas landas dari Indonesia. Hal ini mempersulit "penyelenggaraan beberapa organisasi khusus".
Kementerian Haji tidak menjelaskan secara detail apa yang dimaksud dengan "penyusunan struktur organisasi tertentu," tetapi diperkirakan hal tersebut berkaitan dengan fasilitas bagi para jamaah, pemilahan kelompok perjalanan, sistem transportasi, serta dukungan logistik lainnya seperti bimbingan atau layanan khusus untuk Lansia atau jamaah penyandang disabilitas.

Terkait permasalahan yang timbul tersebut, Kementerian Haji Arab Saudi sudah mengomunikasikan hal itu kepada pemerintah Indonesia.
"Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sudah mulai mengambil tindakan formal pertama mereka untuk berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia dalam penyelesaian tantangan ini. Mereka menyatakan bahwa sekarang ada sebuah tim spesialis dari pihak Indonesia yang tengah bekerja keras untuk merapikan permasalahan tersebut. Akan tetapi, kecepatan perkembangan masih membutuhkan sinkronisasi tambahan agar bisa mengatur pelaksanaan ibadah haji sisanya dengan baik," jelas Kemenhaj.
Kementerian Haji menyatakan bahwa sistem haji di Arab Saudi bekerja dengan sangat efisien tanpa adanya masalah baik dari segi teknis ataupun administrasi. Hal ini memungkinkan tak ada halangan yang bisa mencegah pihak Indonesia dalam melaksanakan prosedur untuk seluruh jemaahnya.
Kementerian Haji serta seluruh institusi pemerintahan di Arab Saudi telah bersumpah untuk mengabdi kepada para jemaah dan menyediakan fasilitas terunggul sepanjang musim ibadah haji. Selain itu, kementerian ini pun bakal tetap menjalin kerjasama yang erat dengan badan-badan resmi milik Indonesia.
"Untuk mewujudkan harapan dari para jemaah dan menjamin keamanan serta kenyamatannya saat menjalankan ibadah haji," demikian katanya.