Renungan Harian: "Guru - Anugerah Berharga dalam Kehidupan kita" (19 Mei 2025)
Ziarah Rohani Katolik Suara Subuh
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Santo Josef Freinadimetz di Soverdi
STM Nenuk Atambua Timor – Nusa Tenggara Timur
Senin, 19 Mei 2025
Hari biasa Pekan V Paskah
Kisah 14:5-18; Mazmur 115:1-2, 3-4, 15-16; Yohanes 14:21-26
Warna Liturgi Putih
Peranan Guru yang Sangat Berarti dalam Kehidupan Kami
Momen-momen dari masa sekolah dahulu kerap membawa kembali ingatan tentang para orang tua dan guru yang telah menyampaikan berbagai pengetahuan penting bagi kehidupan. Mereka juga menekankan pada beberapa tindakan yang perlu diprioritaskan, walaupun terkadang hasilnya tak sesuai harapan mereka.
Sebagian besar dari mereka telah tiada, namun jasa mereka melekat dalam hati dan benak kita. Apa yang dilakukan oleh para guru di sekolah selalu mengingatkan Anda dan saya bahwa dalam hidup ini kita tidak bisa memisahkan diri dari peran guru. Peran guru sangat penting dan berharga bagi hidup kita, di saat ini atau di kemudian hari.
Berdiskusi tentang para guru, Yesus merupakan seorang Guru. Ajaran yang disampaikan-Nya, termasuk perintah-perintahnya, apabila dipatuhi, ditegakkan dengan kuat, serta dilaksanakan, menunjukkan bahwa kita telah mencintai-Nya.
Sebagaimana Dia telah berkata, siapakah pun yang menaati perintah-Ku dan menjalankannya, dia lah yang mencintaiku. Dan
Barangsiapa yang mencintai Aku, dialah yang akan dicintai oleh Bapa-Nya, dan Aku juga akan mencintainya serta menampakkan diri-Ku kepadanya (Yoh 13:21).
Yesus berbicara sekali lagi, jika seseorang mencintai Dia, maka orang itu akan mentaati perkataan-Nya. Bapa-Nya pun akan menyukainya, dan Kedua-duaNya akan mendatangi mereka serta tinggal bersama dengan mereka (ay. 23).
Mencintai Yesus, mengeksekusi dan mentaat pada Firman-Nya serta perintahnya bukan saja menjadikan seseorang dikasihi oleh Yesus dan Dia berteduh di dalam jiwa mereka, melainkan Bapa pun akan diam di dalam hati mereka.
Saudara-Nya pula akan mencintainya dan hadir untuk tinggal bersamanya. Sangat luar biasa, berbagai karunia yang ia terima, yaitu kedatangan Bapa dan Anak-Nya. Lebih dari itu, Ia mendapatkan tambahan dengan kedatangan Roh Suci.
Apakah peran dari Roh Kudus dalam kehidupan kita? Yesus berbicara dengan mengatakan, Penghibur itu, yaitu Roh Kudus, yang akan dikirim Bapa kepada kita karena nama-Ku, Ia-lah yang akan mendidikmu tentang segalanya serta membantumu mengingat semua hal yang sudah kukatakan padamu (ay. 26).
Bukankah yang dilakukan oleh Sang Penghibur, yakni Roh Kudus ini adalah pekerjaan seorang guru? Benar, Roh Kudus juga adalah guru (RP. A. Ari Pawarta, O.Carm, dalam artikel Guru).
Pertama, Roh Kudus akan mendidik kita dalam berbagai hal serta membantu kita mengenang semua pelajaran yang diajar oleh Yesus melalui Kitab Suci-Nya. Peranan Roh Kudus sangat krusial karena kita cenderung lupa, padahal pengajaran Yesus mencakup hal-hal yang vital.
Paus John Paul II mengenali bahwa Sang Ruh Suci memainkan peranan yang signifikan di dalam gereja.
Sebagaimana disebutkan dalam Ensiklik Dominum et Vivificantem mengenai Tuhan, Pemberi Hidup, Sang Roh Kudus akan berperan sebagai Penolong bagi para Rasul dan Gereja, terus hadir di antara mereka —meski tak kelihatan— sebagai pengajar Injil yang sama, seperti yang pernah dikabarkan oleh Kristus.
Istilah "mengajar" dan "memberi peringatan" bukan sekadar menunjukkan bahwa Dia dengan khusus akan mendorong penyebaran Injil Keselamatan, namun juga Ia akan mendukung umat dalam menyikapinya agar dapat memahami sepenuhnya maksud dari pengajaran Yesus.
Hal ini pun mengartikan bahwa Roh Kudus akan memastikan kelanjutan serta konsistensi pemahaman, meskipun dalam kondisi dan lingkungan yang bervariasi. Roh Kudus bertanggung jawab untuk menjaga agar kebenaran yang sama tetap dipertahankan di dalam Gereja, sesuai dengan apa yang diterima Para Rasul langsung dari Guru mereka (Dominum et Vivificantem, No. 4).
Kedua, Roh Kudus memberikan penghiburan di saat kesulitan agar kita tidak putus asa. Ini dirasakan oleh Rasul Paulus dan Barnabas. Saat mereka ditimpa kekejaman warga Ikonium yang melemparinya dengan batu, maka mereka mundur sementara ke kota-kota Likaonia, yaitu Listra dan Derbe.
daerah sekitarnya.
Di situ mereka memberitakan Injil (lih. Kis 14:5-7). Ketiga, Roh Kudus mengajarkan kebenaran dan mengingatkan hal yang salah. Hal ini dialami oleh Rasul Paulus dan Barnabas ketika mereka diperlakukan oleh orang-orang yang berbahasa Likaonia sebagai penjelmaan dewa-dewa (lih. Kis 14:15-18).
Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu! Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, kata Rasul Paulus dan Barnabas (ay. 15).
Roh Kudus yang menuntun kedua nabi tersebut mengajar kebenaran tanpa penafsiran lainnya.
Mengenali apa yang tidak tepat atau percuma. Keempat, Roh Kudus mendidik kita tentang cara berdoa. Seperti disampaikan dalam Katekismus Gereja Katolik, Roh Kudus, dengan pengaruh-Nya yang meliputi keseluruhan jiwa kita, menjadi guru doa Kristiani di dalam hati nurani kita. Roh Kudus merupakan asal dari tradisi doa yang masih hidup (Pasal 2672 dan 2681).
Doa:
Ya Allah, iman kita terhadap-Mu masih sangat dangkal hingga belum sepenuhnya tunduk kepada-Mu. Hal tersebut semua dikarenakan usaha kita yang belum cukup dalam memahami diri-Mu. Berikanlah kita Roh yang penuh kerelaan dan setia supaya dapat lebih mengenali Engkau serta kemuliaan kehendak-Mu dan bertumpu pada keyakinan atas rahmat-Mu. Bunda Maria, mohon doa untuk kami.... Amin.
Hai sahabat tersayang. Selamat memasuki Minggu Kelima Paskah pada hari Senin ini. Doa serta berkat saya kirimkan untuk Anda dan keluarga di manapun Anda berada: Bapa dan Anak dan Roh Kudus... Amin.
Pastor John Lewar SVD