Suku Moni Berdiri Kembali dengan LEMASUMOPA: Siap Menggapai Kesejahteraan Adat di Tanah Papua
Laporan oleh Jurnalis dari Tribun-PapuaTengah.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, NABIRE- Lembaga Masyarakat Adat Suku Moni Papua atau LEMASUMOPA secara resmi telah mendirikan kehadiran mereka di Bumi Cenderawasih.
LEMASUMOPA didirikan sesuai dengan Akta Pendiriannya yang bernomor 137 pada tanggal 30 Januari 2025, bersamaan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU-0001960.AH.01.07.Tahun 2025, serta telah mendaftarse sendiri di Kesbangpol Papua Tengah.
Thomas Sondegau, Ketua Umum LEMASUMOPA Papua, menyatakan bahwa organisasi ini didirikan sebagai respons terhadap berbagai tantangan modern sambil tetap mempertahankan warisan budaya dari suku Moni.
Suku Moni merupakan kelompok etnis yang luas penyebarannya meliputi wilayah-wilayah seperti Mimika, Waropen, Puncak, serta tempat-tempat lainnya. Lewat institusi ini, tujuan kami adalah untuk menyatukan semua anggota komunitas Moni dan mengungkap kehadiran kami,” ungkap Thomas saat wawancara dengan Tribun-PapuaTengah.com di Nabire, Papua Tengah, pada hari Sabtu, 24 Mei 2025.
Thomas menyebutkan bahwa sasarannya dalam LEMASUMOPA yakni untuk mengawal kestabilan dan tatanan sosial, mendukung pengembangan kapabilitas serta kemakmuran komunitas asli, dan meningkatkan persaudaraan antardesa di wilayah Papua.
Dan untuk kedepannya, lanjut Thomas, LEMASUMOPA berencana mendirikan cabang di setiap wilayah di Papua.
Sokongan Total terhadap Kebijakan Pemerintah
Thomas menggarisbawahi bahwa LEMASUMOPA bersedia bekerja sama erat dengan pemerintah.
"Kita akan terus mensupport semua kebijakan pemerintahan yang ada di wilayah, mulai dari kabupaten, propinsi, sampai nasional. Oleh karena itu, kita bakal melakukan koordinasi bersama para pemimpin lokal di tanah Papua," jelas dia.
Dengan media ini, Thomas menginginkan partisipasi Suku Moni dalam beberapa bidang di Tanah Papua, termasuk institusi pendidikan resmi.
"Kebijakan Otonomi Khusus untuk Papua memungkinkan kami memiliki peran sebagai pemilik di tanah air sendiri," tegasnya sambil menginginkan dukungan total dari pemerintah sehingga LEMASUMOPA bisa terus bekerja dengan baik di wilayah Papua.
Sejalan dengan pendapat Thomas, Kepala Suku Masyarakat Adat Wolani, Harun Agimbau, mengatakan bahwa LEMASUMOPA didirikan tidak bertujuan untuk menentang, tetapi justru untuk mendukung semua kebijakan pemerintah.
"Kehadiran institusi ini tidak bertujuan untuk menggantikan organisasi lain yang telah ada, melainkan untuk bekerja sama dalam mendirikan tanah Papua secara bersama," ungkap Harun.
Harun pun membuka peluang bagi siapapun yang mau bergabung, melihat bahwa Otsus dirancang untuk perkembangan semua penduduk Papua.
Berikutnya, Ketua DPD LEMASUMOPA Kabupaten Nabire menyampaikan tambahan ucapan syukur sehubungan dengan berdirinya institusi tersebut.
"Dengan LEMASUMOPA, kita siap menghadirkan perubahan positif bagi bangsa ini," tegasnya. (*)