Trump Memanggil Putin: Bagaimana Pengaruhnya terhadap Usaha Damai di Konflik Rusia-Ukraina?

Radar Info - Mantan Presiden AS, Donald Trump, melakukan panggilan ke Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (19/5). Dalam percakapannya, Trump menyatakan bahwa dirinya dan Putin adalah satu-satunya orang yang dapat menyelesaikan konflik antara Rusia dengan Ukraina.
Sebelum telepon tersebut, Trump telah berbicara dengan para pemimpin di Eropa seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Mereka menantikannya dapat membujuk Putin agar mengakhiri konfliknya selama 30 hari tanpa ada persyaratan apapun.
Trump juga mengatakan dia akan menelpon Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy setelah berbicara dengan Putin.
Menurut kutipan dari Radar Info di halaman Al Jazeera, Trump menyampaikan pandangannya lewat platform Truth Social. Dia menuliskan niatnya yakni untuk mencegah kekerasan yang telah merenggut nyawa ribuan prajurit setiap pekannya.
Di samping itu, dia menyatakan niatnya untuk meningkatkan perdagangan dan keamanan dalam area tersebut.
Beberapa hari sebelum panggilan itu, Rusia dan Ukraina sempat bertemu di Istanbul, Turki, untuk berdiskusi soal perdamaian.
Akan tetapi, pertemuan tersebut gagal mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata. Walaupun demikian, kedua belah pihak sepakat akan bertukar sebanyak 1.000 tawanan perang.
Pertemuan itu sempat diwarnai harapan akan kehadiran langsung Putin dan Zelenskyy, tapi nyatanya, Putin hanya mengirim perwakilan, dan Zelenskyy pun memilih tidak hadir dalam diskusi utama.
Ukraina menganggap bahwa utusannya dari Rusia tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan yang signifikan. Sementara itu, Trump yakin bahwa pembicaraan baru bisa berlangsung dengan lancar bila dirinya dan Putin melakukan dialog secara langsung.
Malahan, Ukraina curiga tentang niat Rusia yang sebenarnya dalam usaha mencapai kedamaian. Sejumlah petinggi pemerintah pun menilai bahwa taktik tersebut mungkin hanya strategi Rusia untuk membelakangi masalah.
Peneliti asal Inggris, Marina Miron, menyebut ada tiga skenario potensial dari pertemuan antara Trump dan Putin. Pertama, kedua pihak mungkin mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata. Kedua, mereka berdua dapat gagal mencapai konsensus. Dan ketiga, Moskow mungkin akan memberikan kondisi yang sukar untuk disetujui oleh Washington.
Hingga kini, Zelenskyy tampaknya masih berharap akan ada jalan diplomasi dan menyerukan gencatan senjata tanpa syarat. Tapi di sisi lain Rusia kelihatannya belum sepenuhnya setuju.