UNTR Gelontorkan Dana Rp 500 Miliar ke ACST

PT United Tractors Tbk (UNTR) menambah modalnya senilai Rp 500 miliar ke PT Acset Indonusa Tbk (ACST). Jumlah tersebut setara dengan 0,51% dari total ekuitas yang dikomunikasikan dalam laporannya pada tanggal 31 Desember 2024.
Injeksi modal ini dilakukan lewat cabang bisnisnya, yakni PT Karya Supra Perkasa (KSP). KSP adalah entitas anak perusahaan dari UNTR dan seluruh sahamnya dipegang sepenuhnya oleh perseroan tersebut. Sementara itu, ACST dikendalikan oleh UNTR melalui KSP dengan porsi kepemilikan saham mencapai 87,7% sebelum pelaksanaan tambahan modal.
Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan United Tractors, menyatakan bahwa dalam aksi korporasi tersebut, KSP sudah mengakuisisi lima miliar lembar saham baru yang berasal dari portofolio ACST dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp 100.
Penerbitan saham baru ini juga telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) ACST pada 2 Mei 2025.
Dengan pelaksanaan aksi korporasi tersebut, kepemilikan saham KSP dalam ACST meningkat dari 87,7% menjadi 91,2% dari jumlah modal yang telah dibayarkan dan disetorkan.
“Transaksi penambahan modal terjadi pada 15 Mei 2025,” demikian penjelasan Sara dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (20/5).
Sebelumnya, UNTR sudah menggelontorkan kredit kepada ACST senilai Rp 1 triliun. Menurut Sara, berdasarkan kesepakatan antara kedua pihak, dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat arus kas operasional mereka.
Menurut Sara, suku bunganya akan terdiri atas tingkat Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) tambah 1,03% setiap tahunnya. Jangka waktu untuk mendapatkan dana adalah antara 21 April 2025 sampai 21 Maret 2030.
"Di tanggal 21 April 2025, perusahaan serta Acset Indonusa, yang merupakan bagian dari grup perusahaan tersebut, telah mengadakan perjanjian peminjaman," seperti disampaikan Sara dalam pengumuman kepada Bursa Efek Indonesia pada hari Rabu (23/4).
Sara menyebutkan bahwa ACST mengambil keputusan atas transaksi ini lantaran persyaratannya lebih lentur. Dibandingkan bekerja sama dengan pihak eksternal, di sini perusahaan tak perlu menyerahkan agunan. Walau demikian, prinsip kesetaraan perdagangan (arm’s length) tetap dipertimbangkan dalam proses tersebut.
ACST juga masih memiliki fasilitas pinjaman dari UNTR senilai Rp 325 miliar yang juga dimanfaatkan untuk kebutuhan modal kerja, khususnya dalam pelaksanaan proyek-proyek baru.
Pada tahun lalu, ACST mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp3,2 triliun, meningkat 35% dibandingkan 2023 sebesar Rp2,3 triliun. Namun, perusahaan masih membukukan kerugian sebesar Rp 542,1 miliar.