500 Serangan Drone Kamikaze Sehari: Cara Ekstrem Rusia Menjadi Pemain Utama di Medan Perang Ukraina
500 Serbuan Drone Sukarelawan Setiap Hari, Strategi Russia Merombak Panggung Perang di Ukraine
Radarinfo Sektor industri pertahanan di Russia mulai dari tengah tahun 2022 telah berupaya meningkatkan kemampuannya dengan pesat dalam pembuatan drone penyerangan 'kamikaze' yang hanya digunakan satu kali.
Rusia pertamakali mengembangkan kapabilitas tersebut berkat dukungan Iran dalam produksi drone Shahed 136 di bawah skema lisensi.
Kunci utama yang mendorong peningkatan kekuatan Moskow bukan saja pada tahap konflik dengan Ukraina, tapi juga dalam hubungan lebih luas antara Rusia dan NATO, terletak pada capaian sektor pertahanan untuk mengakselerasi produksi drone," demikian tertulis dalam analisis dari platform militer dan pertahanan. MWM, Dikutir pada Minggu (1/6/2025), dijelaskan bahwa Rusia sedang gencar dalam produksi drone berbasis pada drone Shahed yang berasal dari Iran.
Laporan The Economist Baru-baru ini disebutkan bahwa produksi drone Shahed 136 oleh Rusia telah ditingkatkan lebih dari sepuluh kali lipat, mencapai lebih dari 100 unit setiap harinya dari sebelumnya hanya 300 per bulan.
Informasi yang didapatkan dari koran berbasis di London itu juga menggarisbawahi bahwa sektor pertahanan Rusia kini sedang menuju arah yang benar untuk bisa merakit sampai dengan 500 pesawat setiap harinya.
Kapasitas produksinya yang luar biasa ini membolehkan serangan dengan lebih dari 1.000 pesawat setiap harinya bisa dijalankan berulang kali dalam seminggu.
"Penurunan biaya akibat efisiensi skala ekonomis adalah elemen signifikan lainnya yang bisa mendukung jenis serangan seperti ini," demikian tulisan tersebut mengindikasikan bahwa pembuatan drone relatif lebih murah dibandingkan dengan pengembangan rudal yang berbiaya tinggi.
Perkiraan biaya untuk membuat satu unit drone tersebut adalah sekitar 35.000 dolar AS atau setara dengan kisaran 570 juta rupiah.
Sejumlah informasi menunjukkan bahwa biaya produksinya dapat berkurang menjadi lebih rendah dari $30.000. Untuk membandingkan, sebuah rudal permukaan ke udara dari sistem MIM-104 Patriot yang dialokasikan oleh negara-negara anggota NATO kepada Ukraina memiliki harga kira-kira $3,8 juta atau setara dengan Rp 61,9 miliar per satuan, demikian dilaporkan.

Produksi Gila-gilaan Persenjataan Rusia
Satu hari setelah Rusia menggelar serangan masif yang mencakup 298 drone dan 69 rudal ke berbagai sasaran di Ukraina pada tanggal 26 Mei 2025 lalu, media dari Britania Raya melakukan peliputan tentang hal ini. Financial Times Laporan dari London mengindikasikan bahwa sektor pertahanan Rusia telah sukses meningkatkan produksi pesawat tanpa awak, rudal balistik, serta rudal jelajah dengan sangat signifikan.
Kapasitas produksi tersebut membolehkan Rusia untuk dengan mudah menjaga intensitas serangan yang semakin meningkat ke arah sasaran-sasaran di Ukraina tanpa khawatir habis stoknya.
"Rusia saat ini menghasilkan rudal dan pesawat tanpa awak dengan kecepatan yang melebihi penggunaannya, menyediakan stok baru dan menambah beban pada sistem pertahanan Ukraina yang luas," demikian tertulis dalam laporannya.
Laporan tersebut juga menekankan bahwa situasi menjadi semakin buruk karena penurunan daya tahan udara Ukraina serta usaha yang kurang memadai dari Barat dalam menggantikan perlengkapannya. Hal ini ditambah dengan kapasitas produksi senjata Rusia yang terus meningkat.
Rusia telah melakukan serangan dengan pesawat nirawak terbesar mereka sepuluh hari sebelum tanggal 17 Mei, menargetkan wilayah Ukraina serta negara-negara sekutunya. Serangan tersebut mengunakan 273 unit pesawat nirawak jenis Shahed 136 beserta penyamaran.

Murah dan Efektif
Dron Shahed 136 mempersembahkan debut pertempurannya di panggung Ukraina pada September 2022 dan segera menjadi salah satu aset serangan terpenting Tentara Rusia.
Karena biayanya yang murah, alat ini dapat dikerahkan secara massif mengelilingi sasaran, serta digunakan untuk menyerang target taktis berlevel rendah yang kurang sesuai untuk serangan dengan rudal balistik atau jelajah.
Meskipun Korea Utara sampai saat ini menjadi pendukung militer utama bagi Rusia, penyediaan dron oleh Iran adalah sumbangan senjata paling berarti yang diketahui berasal dari suatu negara dalam mendukung usaha perang tersebut.
"Kehadiran drone sekali pakai yang kian penting ini menjadikannya terasakan sebagai salah satu elemen paling revolusioner dalam peristiwa konflik itu," demikian tertulis pada bagian penutup review tersebut.
(oln/mwm/*)