JATIM TERKINI: Skandal Perdagangan Bayi Ngawi dan Misteri Ledakan Mercon di Ponorogo
Radarinfo Koleksi laporan tentang kejadian penting yang berlangsung di Jawa Timur (Jatim) dirangkum dalam rangkaian berita paling diminati Jatim untuk hari Minggu, tanggal 1 Juni 2025.
Berita awal mengenai empat tersangka dalam kasus perdagangan manusia, yakni berinisial SA, ZM, R, serta SEB, menunjukkan bahwa mereka mendapatkan keuntungan besar.
Selanjutnya, jumlah penambang emas di Sungai Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung terus bertambah.
Berikutnya adalah penyebab ledakan bahan peledak yang terjadi di rumah Ismi, Jalan Irawan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Berikut adalah kabar terkini yang paling banyak dibicarakan di Jawa Timur pada hari ini, Minggu (1/6/2025), dilansir dari Radarinfo.
- Kasus perdagangan bayi di Ngawi, polisi amankan 4 tersangka, jadikan sebagai mata pencaharian

Keempat tersangka dalam kasus perdagangan manusia dengan inisial SA, ZM, R, dan SEB dikenal telah mengumpulkan keuntungan besar.
Kapolres Ngawi AKBP Charles Pandapotan Tampubolon mengatakan bahwa sang pelaku memperoleh laba yang tidak sama dari penjualan bayi tersebut dan menjadikannya sumber penghasilan utama mereka.
Saya jelaskan, tersangka yang bernama depan SA (35), berasal dari Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, menerima laba senilai Rp 4.000.000.
Selanjutnya, terduga ZM (34), yang beralamat di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, menerima keuntungan senilai Rp. 2.500.000.
Selanjutnya tersangka R (32), yang berasal dari Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, menerima keuntungan senilai Rp. 1.000.000.
SEB (22) yang berasal dari Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, menerima keuntungan senilai Rp. 2.000.000.
"Para pelaku berupaya mendapatkan keuntungan dari adopsi bayi dengan mengenakan biaya under namaong sebagai biaya kelahiran," jelas AKBP Charles pada pernyataan resmi yang diterima Jumat (31/5/2025).
Dia menyebutkan bahwa kasus tersebut terkuak melalui laporan seorang perangkat desa yang berada di Desa/KecamatanBringin, Rabu (14/5/2025).
Pada saat tersebut, petugas desa menerima permohonan untuk menangani surat adopsi sehingga dapat diregistrasi dalam akta kelahiran.
"Kami bertindak dengan kecepatan tinggi dalam penyelidikan ini dan akhirnya berhasil membongkar kasus tersebut. Dengan mengejar jejak jaringan lain, kami menemukan bahwa jaringan itu sendiri berlokasi di Ponorogo," ungkapnya.
Baca Selengkapnya
2. Pendulang Emas di Sungai Keboireng Tulungagung Bertambah, Pasang Plakat Penyekatan Kegiatan Mendulang

Para penambang emas di Sungai Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung kian bertambah.
Penduduk berkumpul beramai-ramai dari siang sampai mendekati petang.
Namun di tempat tersebut, saat ini terpasang plakat yang melarang penambangan emas di area hutan dan Sungai.
Peraturan ini dikeluarkan bersama oleh TNI, Polri, Perhutani, dan Pemerintah Kabupaten Tulungagung.
Berdasarkan pengamatan di hari Sabtu (31/5/2025), jumlah penambang emas malah meningkat.
Kehadiran mereka menarik pedagang sop ayam, es krim, serta berbagai jenis camilan lainnya untuk mempromosikan produk mereka.
Yahya, seorang penambang emas, menyebutkan bahwa papan larangan tersebut terpasang pada hari Rabu (28/5/2025).
"Sesudah pemasangan tersebut, penduduk masih mencari emas. Namun, kita tidak sembarangan," ujarnya.
Menurut Yahya, penduduk diminta untuk tidak merusak sungai melalui peringatan dari pihak desa.
Semua harus dilakukan secara manual, tidak boleh menggunakan alat bantu mesin.
Baca Selengkapnya
3. Terungkap Penyebab Insiden Mercon Meledak di Ponorogo, Dirakit oleh 5 Anak

Fakta penyebab mercon meledak di rumah Ismi, Jalan Irawan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim.
“Meledaknya saat anak-anak yang merakit mercon memasukkan sumbu pada mercon,” ungkap Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto, Sabtu (31/5/2025).
AKP Rudy menyatakan bahwa fakta tersebut terungkap saat ia melakukan pengolahan tempat kejadian perkara di lokasi ledakan petasan.
Beberapa saksi dan korban yang diyakini memiliki informasi tentang ledakan petasan telah dimintai keterangan.
"Pernyataan dari para anak tersebut, ledakan petasan terjadi tepat ketika mereka menempelkan sumbu pada petasan," ungkap mantan Kasatreskrim Polres Magetan itu.
"Saat akan melekatkan sumbat petaran dengan metode mendorongnya pakai pisau, tiba-tiba ada letusan yang menyengat badan si korban," jelasnya.
Menurutnya, diperkirakan ada gesekan antara bahan peledak yang menimbulkan percikan dan akhirnya menyebabkan ledakan tersebut. Ledakan hebat ini mengenai kelima orang tersebut dan melukai mereka.
Dari dua tersebut, yang lainnya perlu dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo.
AKP Rudy terus menyelidiki tentang pembelian bahan peledak tersebut. Selain itu, dia juga mencari tahu apakah orang tua dari pelaku ikut berperan dalam hal ini.
"Masih belum dapat dipastikan apakah benar anak-anak membuat petasan di depan rumah. Jika memang lokasinya di depan rumah dan orangtua menyadarinya, harapannya adalah agar orangtua dapat menghentikannya sebab hal tersebut berbahaya baik bagi mereka maupun orang lain," jelasnya.
Baca Selengkapnya
---
Berita Jatim dan Berita Viral lainnya
Info lebih lanjut dan menggoda lainnya ada di Google News Radarinfo