Kue Bulan Sabit: Kenikmatan Renyah yang Menyambut Idul Adha di Bangka Belitung
Tidak hanya sebagai cemilan sehari-hari, kue-kue ini membawa riwayat panjang yang telah mengiringi pesta hari raya umat Islam di Bangka Belitung bertahun-tahun lamanya. Salah satu contohnya berasal dari Maya, sang istri rumah tangga yang selalu setia meracik kue berbentuk bulan sabit pada tiap persiapan lebaran hingga mencapai tiga dekade lebih.
"Jika sudah mendekati Idul Adha, tentu saja akan sangat sibuk di dalam dapur. Membuat kue berbentuk bulan sabit ini telah menjadi suatu kebiasaan, dan terasa belum komplit jika tidak ada," ujar Maya sembari mengatur toples-toples kue yang siap menyambut hari raya tersebut pada Sabtu (31/5/2025).
Menurut Maya, orang-orang di desa asalannya memiliki tradisi unik ketika merayakan hari raya. Di samping ritual kurban, perayaan dilengkapi dengan hidangan lezat yang menciptakan atmosfer penuh sukacita. Salah satu sajian penting dalam acara tersebut adalah cemilan manis berbalut gula ini.
"Waktu masih kecil, saya sering melihat ibu membuat kue ini. Kini, saya mempersembahkan kepada anak-anak kami. Lebih dari sekadar cita-rasanya, hal ini telah menjadi sebagian dari ingatan keluarga," katanya.
Formasi crescent moon yang unik tersebut tidak hanya hiasan semata. Di dalam warisan budaya Melayu serta jejak tradisi Arab yang sempat menghinggap di Pulau Bangka Belitung, lambang bulan sabit sering kali mewakili harapan dan do'a. Tidak heran jika kue ini masih bertahan dari masa ke masa.
Bukan cuma pada perayaan Iduladha, kue ini juga kerap hadir ketika Idulfitri. Ada pula yang mengenalinya sebagai "kue dua hari raya". Akan tetapi, entah mengapa, selama Iduladha, kuenya terasa semakin menimbulkan suasana hangat lantaran umumnya dinikmati bersama keluarga setelah prosesi pemotongan hewan qurban serta makan bersama dilangsungkan.
Masyarakat di Pulau Bangka Belitung memiliki caranya sendiri untuk menyambut perayaan hari-hari besar berbau agama. Walaupun terpencil dan tak sebising pusat kota yang ramai, masyarakat setempat masih melestarikan adat istiadatnya secara sederhana tapi sarat akan makna.
Saat ini, walaupun berbagai macam varian kue modern terus berkembang, kue bulan sabit masih tetap populer. Justru semakin diminati karena rasa yang tidak pernah usang serta memori indah yang melekat padanya.
"Meskipun anak-anak zaman now mungkin lebih menyukai kue yang sedang trend, namun kue bulan sabit ini memiliki sesuatu yang berbeda. Terdapat rasa kedamaian keluarga didalamnya," jelas Maya sambil mengulum senyum.
Di saat bersamaan dengan semua kesibukan dan persiapan untuk perayaan Idul Adha, hadirnya kue berbentuk bulan sabit tampak seperti pengingat akan adanya kegembiraan yang dapat berasal dari hal-hal yang sangat sederhana. Di dalam dapur yang sederhana tersebut, timbul keremajaan yang menghubungkan antara anggota keluarga, tetangga, serta memperkenalkan kepada generasi baru tentang tradisi masyarakat Bangka Belitung.