Mahyeldi: Upaya Mengurangi Biaya Listrik Mahal di Mentawai yang Bergantung pada Solar Diesel Tetap Berlanjut
Radarinfo Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi, merasakan kekhawatan terhadap tantangan energi yang dialami oleh Kabupaten Kepulauan Mentawai. Salah satu masalahnya adalah ketersediaan listrik.
Meskipun telah dilepaskan dari status sebagai daerah tertinggal, biaya listrik di Mentawai tetap sangat tinggi atau bisa disebut mahal karena penggunaan diesel.
"Tepatnya di wilayah Mentawai, harga energi listrik masih tergolong tinggi. Ini disebabkan karena sumber daya utama yang digunakan adalah bahan bakar diesel," jelas Mahyeldi.
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan menjadi pemimpin utama untuk menemukan solusi optimal dalam mendukung pengembangan energi terbarukan dengan tujuan mereduce biaya listrik yang mahal.
"Hari ini pagi aku membicarakan masalah kelistrikan di Mentawai bersama timku, dan pihak provinsi telah merancang sebuah solusi untuk mengatasi hal itu," ujarnya.
Mahyeldi menambahkan bahwa hanya terdapat dua jenis energi yang dapat digunakan di Mentawai. Ini karena implementasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sangatlah rumit untuk dieksekusi.
"Rencananya, kita akan memanfaatkan tenaga gelombang laut atau tenaga matahari di Kabupaten Kepulauan Mentawai itu," jelas laki-laki yang akrab dipanggil Buya tersebut.
Dia menyatakan bahwa biaya produksi energi di Ranah Minang tetap terbilang terjangkau. Hanya saja, perlu diperhatikan tentang perkembangan energi di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
"Sumatera Barat sekarang termasuk ke dalam kelompok di mana biaya produksi energinya rendah lantaran telah tersambung dengan daerah lain, yang membuat harga-harga disana seragam," jelas Mahyeldi. ***