Rumah Berkelanjutan di Depok: Tempat Tinggal yang Terintegrasi dengan Alam dan Irit Energi melalui Sirkulasi Silang

Radarinfo Di area perumahan yang padat di Depok, terdapat sebuah bangunan bertingkat dua yang tampak menyatu dengan alam sekitar dan hampir tidak menonjol. Rumah ini adalah produk dari pembangunan ulang yang bukan hanya merombak penampilannya, namun juga menerapkan konsep arsitektur hijau selama tahapan desainnya. Hemat energi sambil menjaga rasa nyaman tanpa harus menggunakan AC.
Projek ini menjaga kira-kira 30% dari struktur gedung bekas. Bagian lainnya melibatkan perombakan ekstensif pada bangunan yang semula memiliki satu tingkat tersebut.
"Hanya tembok, sloof, serta sejumlah fondasi yang dijaga. Beberapa komponen bekas tersebut masih perlu dilestarikan guna meminimalisir dampak karbon dalam proses pembangunan," jelas sang principal arsitek dari Ranah Timur Architects, Regi Kusnadi.
Pilihan ini tak sekadar berkaitan dengan pengeluaran biaya, tetapi juga merupakan elemen penting dari prinsip keberlanjutan serta visi klien dalam mendesain hunian ramah lingkungan menggunakan konsep bangunan hijau. Sejak awal, kliennya telah menegaskan harapannya agar rumah tersebut tidak terlalu mencolok, dapat berintegrasi sempurna dengan sekitarnya, dan bebas pendingin ruangan atau AC.
Rancangan tata letak yang terbaru menekankan pada ventilasi silang dan penerusan cahaya matahari secara natural. Lubang-lubang besar di bagian utara dan selatan ditempatkan dengan tepat guna mencegah paparan panas ekstrem dari arah timur dan barat.
Pada area pusat rumah, ditemukan skylight Yang dibuat menjadi saluran udara alami itu telah dites dengan metode teknis berdasarkan diagram kenyamanan suhu menurut standar gedung tropis. "Uap hangat cenderung naik, oleh karena itu kami memasang sistem sirkulasi 24 jam di puncak untuk mendorong pergerakan udara," ungkap Regi.
Dalam aspek penerangan, rumah tersebut didesain supaya setiap ruangan dapat menikmati sinar matahari secara langsung. Hanya ada satu tempat yaitu kamar mandi di lantai pertama yang tak menerima cahaya natural akibat terbatasnya lahan untuk perombakan.
"Kami meletakkan jendela-jendela berukuran besar pada posisi penting tersebut. Ada pula sebagian area yang tadinya remang-remang, namun kemudian kami modifikasi desainya dengan menggabungkannya bersamaan pintu kaca," tambahnya.
Untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, dipilihlah material alamiah. Penggunaan roster bata ekspose, dinding berwarna terakota, serta atap dari tanah liat di bagian depan rumah ini memastikan bahwa bangunan tersebut harmonis dan tidak mengganggu seperti yang diminta oleh pemiliknya. Dia menjelaskan, “Lingkungan sekeliling masih menggunakan banyak genteng tanah liat dan batu bata merah, maka kami memutuskan untuk memilih materiel yang dapat bersinergi.”
Jadwal juga menyediakan area pribadi untuk para penduduk agar pintu utama di belakangnya dapat tetap terbuka tanpa mengganggu privasi mereka dari luar. Ketika memasuki rumah, seseorang akan melalui koridor dengan kamarnya di kedua sisinya dan kemudian menuju ke area ruangan terbuka yang luas. Bagian ini mencakup berbagai fungsionalitas seperti ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, serta dapur dalam satu zona saja.
"Terdapat beberapa pintu kaca yang memisahkan antara taman dan area ruang terbuka, serta dapat dibuka untuk memberikan kesan luas," jelas Regi.
Void yang tinggi juga memberi kesan lapang. Antara lantai 1 dan 2 terkoneksi dengan baik lewat adanya void. Naik ke lantai 2, terdapat master bedroom yang menjadi satu-satunya ruangan yang dipasang AC. Itupun hanya untuk kondisi ekstrem.
"Kami tutup balkon di kamar tidur utama dengan roster agar sirkulasi udara dan pencahayaan alamiah dapat mengalir bebas, menjaga kehangatan ruangan tanpa perlu menggunakan AC," katanya.
---
- Ukuran tanah: 120 m² (8 m x 15 m)
- Luas bangunan: 150 m²
- Kepala Arsitek: Regi Kusnadi & Antonius Setha
- Tim arsitek: Fendy Pradana
- Lama pembangunan: 7 bulan
- Lokasi: Depok