Apakah Boleh Asal Makan Setelah Mengonsumsi Obat Kolesterol Statin?

Radar Info - Tingginya kadar kolesterol bisa memperbesar kemungkinan mengalami beberapa gangguan kesehatan antara lain sakit jantung serta serangan strok.
Ini terjadi karena adanya penumpukan lemak yang mengendap pada dinding pembuluh darah dan menciptakan plak.
Inilah plak yang menghalangi aliran darah, sehingga membuat jantung harus berfungsi dengan lebih keras.
Oleh karena itu, banyak individu yang minum obat pengurang kolesterol sebagai solusi atas masalah tersebut.
Statins adalah salah satu jenis obat pengendali kolesterol dengan tingkat keberhasilan dalam menurunkan risiko serangan jantung sebesar 25 sampai 35 persen.
Sayangnya, pemakaian obat tersebut menciptakan perdebatan mengenai kebiasaan makan.
Karena itu, banyak individu yang tadinya disiplin dalam menentukan jenis makanan malah menjadi asal-asalan setelah minum obat untuk menurunkan kadar kolesterol.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association di tahun 2025 mengikuti hampir 41.000 penduduk asli Finlandia berusia 40 tahun ke atas dan belum pernah didiagnosis dengan gangguan jantung sebelumnya.
Para peneliti mencatat body mass index (BMI), gaya hidup, serta penggunaan statin terhadap mereka selama masa studi 13 tahun tersebut.
Para peneliti melaporkan bahwa subjek yang memulai penggunaan statin cenderung meningkat berat badannya serta menjadi lebih sedikit beraktivitas fisik daripada mereka yang tidak menggunakan obat tersebut.
Maka, apakah aman untuk makan apa saja secara acak setelah rajin meminum obat statin?
Polanya makan setelah mengonsumsi obat statin
Dokter Umum di Puskesmas Sibela Surakarta, dr. Dessy Tri Pratiwi, menegaskan bahwa konsumsi makanan harus diperhatikan ketika pasien telah menggunakan obat statin.
"Iya, memang begitu. Jika telah mengonsumsi obat penurun kolesterol tetapi kemudian makan secara acak, maka tingkat kolesterol dalam tubuh pun akan meningkat kembali," jelas Dessy ketika diwawancara. Radar Info , Kamis (22/5/2025).
Oleh karena itu, Dessy menyebutkan bahwa penggunaan statin harus diimbangi dengan penyesuaian gaya hidup sehat dalam hal asupan makanan.
"Maka di samping mengonsumsi obat-obatan, ia juga menekankan untuk memperhatikan pola makannya," katanya.
Dilansir dari laman Health Central, Pendapat serupa juga disampaikan oleh dokter spesialis jantung dari Universitas Missouri, Columbia, yaitu Dr. Brian Bostick.
Bostick menyebutkan bahwa penggunaan obat statin harus diimbangi dengan asupan nutrisi yang sehat.
"Statins dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung Anda, namun gabungan antara obat-obatan dan pola makan yang sehat adalah apa yang sesungguhnya bisa menurunkan kadar kolesterol," katanya.
Ini terjadi karena zat gizi dalam makanan memengaruhi kadar glukosa di darah, kepekaan insulin, serta kondisi kesehatan saluran pencernaan.
Tiga faktor tersebut turut memainkan peranan dalam menentukan tingkat risiko terhadap penyakit kardiovaskular seseorang.
Makanan yang harus ditambahkan dan dikurangi ketika mengonsumsi obat statin
Dr. Dessy memberikan penjelasan tambahan tentang jenis makanan yang harus dikonsumsi dan dihindari ketika sedang minum obat statin secara teratur.
Dessy merekomendasikan agar untuk menurunkan kadar kolesterol, seseorang harus memasukkan makanan yang memiliki serat tinggi seperti jeruk serta lemak sehat dalam porsi banyak contohnya dari buah alpukat.
Pada waktu makan pagi, Dessy menyarankan untuk mengonsumsi roti dengan alpukat, jus jeruk, oatmeal, susu almond, serta ikan salmon.
Di samping itu, bumbu-bumbu ini bisa dimakan untuk mendukung pengurangan tingkat kolesterol dalam tubuh.
Temuan tersebut didukung oleh sebuah studi dalam jurnal Nutrition, Metabolism, and Cardiovascular Diseases tahun 2021 yang menyimpulkan bahwa penggunaan bumbu turmeric atau kunyit bisa membantu menurunkan kadar kolesterol LDL.
Di samping itu, tinjauan studi yang diterbitkan oleh Nutrients di tahun 2023 mengungkapkan bahwa rempah-rempah seperti kapulaga, kayu manis, cabai, jahe, dan jinten hitam berperan dalam pengurangan kadar kolesterol.
Berikut ini adalah list makanan yang harus dihindari ketika sedang minum obat statin guna menekan tingkat kolesterol:
1. Daging merah
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal The Nutrition, Metabolism, and Cardiovascular Diseases mengindikasikan bahwa konsumsi daging merah bisa meningkatkan tingkat kolesterol seseorang.
Daging berwarna merah seperti daging sapi, domba, serta babi adalah penyumbang utama lemak jenuh.
2. Daging olahan
Di luar daging merah, makanan seperti daging yang diproses ataupun junk food pun bisa menaikkan peluang masalah jantung dan pembuluh darah yang berhubungan dengan hipertensi.
Penelitian yang dilakukan oleh Prospective Urban Rural Epidemiology melibatkan lebih dari 134.000 individu dari 21 negeri berbeda dalam kurun waktu hampir satu dekade.
Akhirnya, memakan daging yang telah diolah sebanyak 150 gram atau lebih setiap minggu berhubungan dengan penambahan risiko kematian hingga 51% serta masalah jantung dan pembuluh darah sebesar 46%.
3. Lemak tak jenuh dan minyak kelapa sawah
Studi dari The Nutrition, Metabolism, and Cardiovascular Diseases menyimpulkan bahwa peminum minyak kelapa berisi lemak jenuh tinggi cenderung memiliki lonjakan kadar kolesterol antara signifikan sampai cukup besar.
Lemak jenuh tidak hanya ditemukan di dalam minyak sawit, tetapi juga ada di mentega.
4. Makanan ringan (UPF)
Jurnal Advances in Nutrition menyatakan bahwa memakan camilan seperti keripik dan permen dapat meningkatkan tingkat trigliserida serta kolesterol baik dalam tubuh.
Ini terjadi karena kehadiran bahan pengawet serta zat tambahan pada makanan ringan tersebut.
5. Minuman kemasan
Studi Journal of American Heart Association menyebutkan bahwa individu yang meminum minuman kemasan beralkohol tinggi secara rutin, yaitu lebih dari satu kali setiap bulannya, cenderung memiliki level kolesterol baik yang rendah serta kadar trigliserida yang meningkat jika dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsinya.
6. Pemanis buatan.
Penelitian yang diterbitkan oleh BMJ dan mencakup lebih dari 103.000 individu menyimpulkan bahwa penggunaan pemanis buatan berhubungan dengan peningkatan risiko sebesar 9% dalam hal kondisi kardiovaskular.
Di samping itu, kondisi tersebut juga berhubungan dengan peningkatan risiko sebesar 18 persen mengalami serangan stroki.