Diperangi Dunia, Israel Rela Buka Blokade Bantuan Kemanusian ke Gaza

Israel berencana untuk merelaksasi sanksi pembatasan bantuan humaniter dan mengizinkan pasokan makanan secara terbatas ke wilayah Jalur Gaza. Keputusan ini disampaikan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu usai memulai serangan militer besar-besaran di daerah utara serta selatan dari Jalur Gaza tersebut.

"Berikut rekomendasi dari IDF (Mitra Pertahanan Israel) serta sesuai dengan permintaan operasional untuk mendukung peningkatan serangan guna menumpaskan Hamas, Israel bakal mengizinkan pasokan pangan masuk secara terbatas kepada warga sipil agar dapat dicegahnya ancaman kelaparan yang semakin luas di wilayah Jalur Gaza," demikian pernyataan Kantor Netanyahu sebagaimana dilansir. Reuters , Senin (19/5).

Perwakilan Badan Kemanusiaan PBB yang dipimpin oleh Tom Fletcher, yaitu Eri Kaneko, membenarkan bahwa mereka telah dihubungi pemerintahan Israel guna melanjutkan pengiriman bantuan kemanusiaan dengan batasan tertentu. Mereka saat ini sedang dalam perbincangan tentang aspek logistis sebab situasi di lokasi masih menjadi sorotan.

Di Qatar, kedua pihak, yaitu sumber dari Israel dan Hamas, menyatakan bahwa tak terjadi perkembangan berarti pada pembicaraan gencatan senjata yang mempertemukan delegasi-delegasi tersebut.

Netanyahu mengatakan salah satu yang dibahas di Qatar adalah kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera, kemudian usulan mengakhiri perang dengan imbalan mengasingkan militan Hamas dan demiliterisasi Jalur Gaza. Namun, usulan itu ditolak oleh Hamas.

Dalam sebuah pernyataan tersendiri, militer Israel menyampaikan kemampuannya untuk mengecilkan skala serangan sehingga kesepakatan bisa diraih di Qatar. Pimpinan militer Eyal Zamir berkomentar pada pasukannya di Gaza bahwa mereka siap memberi ruang bagi petinggi negara dalam rangka mewujudkan kesepakan pelepasan tawanan.

Militer Israel menyatakan bahwa mereka sudah menghentikan serangan massal ke atas lebih dari 670 sasaran milik Hamas di Gaza selama beberapa pekan belakangan ini. Serbuan tersebut mendukung operasi darat baru-baru ini yang dikenal sebagai 'Operasi Gideon War Chariots'. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh kontrol operasional di berbagai area di Jalur Gaza. Selain itu, pihak Israel juga mengaku telah merenggut nyawa ratusan anggota militan Hamas dalam penyerangan tersebut.

Pada hari Minggu (18/5), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 464 orang warga Palestina telah meninggal karena serangan dari Israel.

"Seluruh famili terhapus dari daftar pencatatan kependudukan karena serangan bom yang dilancarkan Israel kemarin," ungkap juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Khalil Al-Deqran.

Sampai saat ini, serangan yang dilancarkan Israel sudah merenggut nyawa lebih dari 53ribu jiwa dan mendorong kira-kira 2 juta warga sipil menjadi pengungsi.

Bukan hanya itu saja, Israel juga telah menyegel masuknya barang-barang seperti perbekalan medis, makanan, serta bahan bakar ke Gaza sejak awal bulan Maret tahun 2025 ini dengan tujuan untuk memberi tekanan pada Hamas agar melepaskan tawanan militer Israel yang masih ditahannya dan demi membuat Hamas setuju dengan skema yang diajukan guna merebut kendali atas Jalur Gaza beserta pengaturan bantuan humaniter di sana.

Blokad yang dilakukan Israel menarik kritikan global. Berbagai organisasi dan negara di seluruh dunia meminta Israel untuk melepaskan blokir bantuan humaniter tersebut. Bahkan sekutu utama Israel, Amerika Serikat, melaluiPresiden Donald Trump menyatakan bahwa penduduk Gaza sedang berjuang dengan masalah kelaparan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url




sr7themes.eu.org