Gudang Garam Berinvestasi Rp 1,5 T di Proyek Tol Kediri-Tulungagung untuk Mendukung Pertumbuhan Anak Perusahaannya

Emiten produsen rokok, PT Gudang Garam GGRM menambahkan modal sebesar Rp 1,5 triliun ke perusahaannya yang lain, yaitu SSAT. Tujuan dari langkah bisnis ini adalah untuk memperkuat jalur proyek jalan tol antara Kediri dan Tulungagung.
Injeksi modal ini dijalankan dengan menerbitkan 1,5 juta saham baru yang sepenuhnya dimakan oleh Gudang Garam. Berkat penambahan dana ini, modal disetorkan milik SSAT bertambah dari awalnya Rp 2 triliun menjadiRp 3,5 triliun.
GGRM saat ini memegang 99,99% saham SSAT yang mencakup 3,49 juta lembar dengan nilai sebesar Rp 3,4 triliun. Sedangkan PT Suryaduta Investama, perusahaan induk GGRM, memiliki satu lembar saham bernilai Rp 1 juta.
Penempatan dan penyertaan kembali modal yang dilakukan itu sudah ditentukan melalui Keputusan Pemegang Saham di luar Rapat Umum Pemegang Saham ataupun lewat keputusan sirkuler pada hari Kamis (15/5) kemarin.
"Peningkatan modal di PT SSAT atau penerbitan saham baru oleh perusahaan tersebut terhadap SSAT merupakan jenis transaksi antarafiliasi yang harus dilaporkan oleh perusahaan kepada OJK," jelas Direktur Gudang Garam Istata T Siddharta saat membuka informasi pada hari Selasa (20/5) dan dirujuki kemudian.
Proyek Tol Kediri-Tulungagung Terdaftar Sebagai Usaha Strategis Nasional
PT Surya Sapta Agung Tol telah didirikan oleh Gudang Garam dengan tujuan mengerjakan proyek jalan tol antar kota yaitu Kediri-Tulungagung. Proyek ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemudahan akses ke Bandara Dhoho, yang juga sedang dikembangkan oleh GGRM.
Heru Budiman, Direktur dari Gudang Garam, menyebut bahwa SSAT dibentuk dengan modal dasar sebesar Rp 3,5 triliun. Modal ini terdiri dari 3,5 juta lembar saham dengan nilai setiap saham adalah Rp 1 juta per lembar.
Tol Kediri-Tulungagung kini termasuk dalam jajaran proyek-proyek strategis nasional yang dijalankan melalui mekanisme kerjasama antara pemerintahan dengan entitas bisnis (KPBU). Rencananya, jalur tol tersebut akan menjadi elemen integral dari sistim Jalan Tol Trans-Jawa dan berpotensi terhubung ke rute rencana Jalan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri.
Menurut informasi yang diambil dari situs web BPJT Kementerian PUPR, jalur toll tersebut berpanjang 44,51 kilometer dengan estimasi biaya investasi kira-kira Rp 10,25 triliun. Diperkirakan jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol ini akan mencapai angka 27.335 unit pada tahun 2033 dan diyakini dapat meningkat hingga ke level 117.924 setiap hari pada tahun 2075.