Literasi Ekonomi Syariah di Indonesia Belum Optimal

Radar Info Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto, menyoroti rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap ekonomi syariah. Ia menegaskan bahwa ekonomi syariah bukan sekadar pilihan. Melainkan, kebutuhan yang mendesak untuk dijawab secara sistematis dan menyeluruh.
Adik menyebutkan bahwa terdapat banyak tugas rumah dalam mendirikan ekonomi syariah. Sebenarnya, demand Untuk layanan perbankan berbasis syariah semakin meningkat. Sebagai contoh, permintaan terhadap sertifikasi halal menjadi lebih besar.
"Sertifikat halal kini bukan hanya aturan tetapi juga kebutuhan pasar. Di bidang logistik, pelaku usaha perlu beradaptasi karena banyak industri eksportir mengharuskan memiliki sertifikasi halal untuk semua proses pengadaan barang," jelasnya saat berbicara di Surabaya hari ini (20/5).
Dia menyebutkan bahwa masih terdapat berbagai hambatan yang perlu ditangani guna memajukan ekonomi syariah, khususnya pada sektor digital.
Menurut data terkumpul, perdagangan daring dalam platform e-commerce di Indonesia menghasilkan kira-kira 700 triliun rupiah setiap tahunnya. Akan tetapi, pihak ekonomi syariah hanya dapat memanfaatkan kurang lebih 15-20 persen dari jumlah keseluruhan transaksi itu.
Itu menunjukkan masih banyak area yang belum kita eksplorasi. Langkah selanjutnya adalah menyampaikan bahwa aktivitas keuangan syariah dapat dijalankan tanpa bertatap muka secara langsung.
Dosen Ekonomi Syariah dari Universitas Airlangga, Muhammad Nafik Hadi Ryandono menyebutkan bahwa ekonomi Islam sangat mementingkan aspek etika dalam berbisnis yang bersifat universal dan bisa diaplikasikan oleh semua orang tanpa melihat latar belakang keagamaan mereka.
Dia menggariskan bahwa aspek-aspek dasar dari ekonomi Islam pada hakikatnya merupakan norma-norma moral global yang memfokuskan diri pada ketulusan, kesetaraan, kolaborasi, serta perhatian terhadap alam dan sesama manusia. Dia menjelaskan, "Dalam pandangan Islam, praktik bisnis harus diawali dengan jujur dan berniat untuk berkolaborasi. Konsep-konsep tersebut telah diterima secara umum, karena berasal dari prinsip kemanusiaan."
Meskipun begitu, implementasi ekonomi Islam di Indonesia masih kurang maksimal. Berdasarkan data, bagian pasarnya untuk perbankan syariah baru sekitar 6,5 persen. Sebenarnya, perkembanganannya tetap stabil dan melebihi rata-rata perbankan konvensional.
"Pertanyaannya ada di tingkat pemahaman publik. Banyak orang masih belum mengerti perbedaan utama antara bunga dan skema pembagian keuntungan. Oleh karena itu, pendidikan awal sangat dibutuhkan, termasuk sebelum lahir lewat konsumsi makanan halal oleh sang ibu," jelasnya.