Profil Budi Gunadi: Mengapa Orang dengan Gaji di Atas Rp 15 Juta Lebih Cerdik dan Sehat?

Radarinfo , Jakarta - Nama Menteri Kesehatan ( Menkes ) Budi Gunadi Sadikin tengah menjadi sorotan setelah melontarkan pernyataan yang dianggap kontroversial.

Teranyar, ia menyatakan Besarnya upah juga dapat dijadikan indikator kecerdasan dan kesejahteraan individu. "Jika dia tak sehat atau cerdas, mustahil gajinya mencapai Rp 15 juta, biasanya hanya Rp 5 juta," ungkap Budi Gunadi pada suatu acara dialog bertema Visi Kesehatan Masa Depan Prabowo yang digelar di Jakarta, Jumat, 16 Mei 2025. "Nah sekarang tantangannya gimana caranya menaikan dari Rp 5 juta ke 15 juta di 2045."

Maka, bagaimanakah ciri khas Budi Gunadi Sadikin?

Profil Budi Gunadi Sadikin

Melansir Antara , Budi Gunadi Sadikin lahir di Bogor, Jawa Barat, pada 6 Mei 1964. Dia mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman yang kuat di bidang ekonomi dan perbankan sebelum akhirnya beralih ke dunia kesehatan.

Ia menuntaskan pendidikan sarjananya (S1) di bidang fisika nuklir di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1988. Meskipun gelar akademiknya lebih mengarah ke bidang ilmu sains dan teknologi (saintek), dia justru mengumpulkan berbagai pengalaman berkarier di sektor ekonomi dan perbankan.

Budi Gunadi mengawali perjalanan kariernya sebagai Staf Teknologi Informasi di IBM Asia Pasifik yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Selanjutnya, dia tetap bekerja di IBM, tetapi di kantor Indonesia, dengan jabatan terakhir yang dipegang adalah Systems Integration & Professional Services Manager hingga 1994.

Pada tahun yang sama, Budi Gunadi berpindah ke PT Bank Bali Tbk dan menjabat dalam beberapa posisi penting sampai tahun 1999, antara lain sebagai Manajer Umum Bidang Perbankan Elektronik, Kepala Manajer Utama Sumber Daya Manusia, serta Kepala Manajer Utama area Jakarta. Kemudian pada tahun 2004, ia beralih menjadi Direktur bidang Perbankan Konsumen di ABN Amro Bank Indonesia.

Berikutnya, dia menjabat sebagai Executive Vice President (EVP) Bidang Perbankan Konsumen di Bank Danamon, kemudian menjadi Direktur di Adira Quantum Multi Finance. Ia pernah pula menempati posisi sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., sesudah sebelumnya bertindak sebagai Direktor Micro dan Retail Banking.

Selain itu, Budi Gunadi juga sempat menjabat sebagai Staf Khusus (Stafsus) bagi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dari tahun 2016 hingga 2017, serta menempati posisi Wakil Menteri BUMN pertama mulai bulan November tahun 2019. Selanjutnya, ia dipilih menjadi Menteri Kesehatan dalam masa kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 23 Desember 2020, dan kemudian dikonfirmasi lagi oleh Presiden Prabowo Subianto untuk jabatan periode 2024 sampai dengan 2029.

Kekayaan Budi Gunadi Sadikin

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) yang diakses melalui situs web Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Budi Gunadi mencatatkan dirinya secara resmi sebagai penyampai laporan harta untuk pertama kalinya saat menjabat sebagai Direktur Mikro dan Perbankan Ritel di Bank Mandiri dengan nilai kekayaannya senilai Rp 26.040.188.683 per tanggal 30 Juni 2009.

Selanjutnya, ia mengajukan LHKPN lagi delapan tahun setelah yang pertama saat menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri, dengan nilai sebesar Rp 54.278.662.323 untuk masa jabatan 2013. Empat tahun kemudian, yaitu di tahun 2017 dan 2018, tercatat bahwa dirinya telah melapor tentang kekayaannya sebagai Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dengan angka laporan mencapaiRp 123.645.454.421 hingga Rp 143.848.457.242.

Ketika menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN I, Budi Gunadi mengajukan laporannya yang mencantumkan nilai kekayaan senilai Rp 161.792.059.459 di tahun 2019. Tahun selanjutnya, setelah ia ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan, beliau melaporkan dirinya telah mendaftarkan kelima Laporan Harta Kekebalan Pencucian Uang Nasional (LHKPN) dengan total angka tersebut meningkat dari waktu ke waktu: Rp 164.560.176.275 untuk tahun 2020, naik menjadi Rp 180.358.886.597 pada tahun 2021, kemudian sedikit bertambah lagi menjadi Rp 182.415.145.262 pada tahun 2022, dan akhirnya mencapai jumlah tertingginya yakni Rp 200.537.426.176 di tahun 2023.

Adapun LHKPN Terakhir kali dilaporkan oleh Budi Gunadi adalah pada Minggu, 19 Januari 2025 dan nilainya menyentuh angka sebesar Rp 208.243.803.179. Rincian lengkapnya ditunjukkan sebagai berikut:

  • Lahan dan struktur bangunan:Rp 103.000.000.000.
  • Aset untuk alat transportasi dan mesin: Rp 1.400.000.000.
  • Harta bergerak lainnya:Rp 3.665.000.000.
  • Surat berharga: Rp 82.650.036.490.
  • Uang tunai dan setara uang tunai: Rp 27.864.362.410.
  • Harta lainnya: -
  • Utang: Rp 10.335.595.721.

Dalam LHKPN-nya, Budi Gunadi mengaku memiliki enam bidang tanah dan/atau bangunan yang diklaim dari hasil sendiri. Aset-aset properti tersebut tersebar di Jakarta Selatan, Bekasi, dan Bandung, dengan luas bervariasi, mulai dari 50 hingga 582 meter persegi.

Budi Gunadi juga mempunyai empat unit kendaraan roda empat yang diklaim dari hasil sendiri. Alat transportasi koleksinya terdiri dari Mercedes Benz E 300 Sedan (2012) senilai Rp 350 juta, Mini Cooper Sedan (2012) senilai Rp 250 juta, Mazda 2 All New Skyactiv R AT (2015) senilai Rp 100 juta, dan Hyundai Ioniq 5 Signtr Long (2023) senilai Rp 700 juta.

Dede Leni Mardianti berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url




sr7themes.eu.org