Hari Kelahiran Tan Malaka pada 2 Juni: Kenali Profil Singkat 'Bapak Republik Indonesia'
Radarinfo – Lahir pada tanggal 2 Juni, hari kelahiran Tan Malaka adalah sebagai berikut: Profil pendek 'Bapak Republik Indonesia'. Pada tanggal 2 Juni 1879, di daerah Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Sumatera Barat, dilahirkan seorang pahlawan Indonesia yang hampir tenggelam dari catatan sejarah bernama Tan Malaka. Dengan nama lengkap Sutan Ibrahim dan memiliki gelar Datuk Sultan Malaka, ia pun hadir ke dunia.
Asli dari Sumatera Barat, Tan Malaka adalah putra dari Rasad Caniago (bapak) dan Rangkayo Sinah Simabur (ibunya).
Gelar setengah bangsawan milik Tan Malaka diperoleh berdasarkan latar belakang ibunya.
Tan Malaka menghabiskan waktunya muda di Kweekschool (sekolah guru), yang juga disebut sebagai Sekolah Raja di Bukittinggi.
Dia adalah seorang siswa berbakat, jadi tidak mengherankan bila salah seorang guru-nya, G.H. Horensma, membantunya agar dapat melanjutkan studi ke tingkat universitas di Belanda.
Pada akhirnya, Tan Malaka sukses menyelesaikan pendidikannya di Rijkswijk School, yang berlokasi di Haarlem, Belanda. Usai mendapatkan gelarnya, beliau pulang ke tanah air dan mengabdi sebagai seorang guru di daerah Sanembah, Sumatera Utara.
Membawa bekal pengetahuannya, Tan Malaka ikut bergabung dengan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV), yang pada dasarnya adalah cikal-bakal dari Partai Komunis Indonesia.
Rasanya bencinya pada kolonialisme menjadikan dirinya senantiasa dicari oleh pihak Belanda. Wajar saja apabila Tan Malaka harus menghabiskan hari-harinya dengan bersembunyi.
Sebagai upaya untuk bertahan hidup, Tan Malaka menggunakan beragam nama samaran, di antaranya adalah Patjar Merah Indonesia.
Di luar menjadi pendirinya dari Partai Murba (Musjawarakan Rakyat Banyak), Tan Malaka juga sempat menempati posisi sebagai Wakil Kominter (Komintern atau Komunis Internasional) bagi wilayah Southeast Asia dan ia pernah bermukim di China.
Saat berada di tempat itu, dia menyusun gagasan tentang Bangsa Indonesia dalam karyanya yang terkenal dengan judul "Naar de Republiek Indonesia".
Karyanya yang menjadikan Tan Malaka dikenal sebagai Bapak Republik Indonesia, atau Pendiri Sejati Bangsa Indonesia.
Tan Malaka meninggal dunia pada 21 Februari 1949 di Selopanggung, Kediri, Jawa Timur.
Dia mendapat gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Soekarno lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 53 Tahun 1963, tepatnya pada tanggal 28 Maret 1963.
Sayangnya, siswa-siswa di Indonesia akan kesulitan untuk menjumpai nama Tan Malaka di dalam buku-buku sejarah.
Kenapa demikian? Ini terkait dengan tindakan represif rezim Orde Baru yang mencabut penghargaan gelar Pahlwan Nasional Indonesia kepada Tan Malaka. Penyebabnya adalah karena dia dianggap sebagai Bapak Sosialisme Komunis untuk negara kita.
Oleh karena itu, Tan Malaka kerap dijuluki Bapak Republik Indonesia yang jasanya nyaris dilupakan oleh negerinya sendiri. ***